Setelah sekian bulan tidak menulis lagi, serasa blog ini mati suri, hahaa...tapi khotbah dari Ko Philip tadi tentang "Bagaimana Bangkit Lagi dari Nol" benar-benar mengingatkan lagi diri ini tentang blogku yang harus bangkit lagi dari titik NOL, hahaha....
Well... kali I just want to share yang didapat dari
I Love My Bible hari ini di Keluaran 18.
Tadi pagi pembacaan qt sampai di
Keluaran 18, dimana dalam pasal ini berbicara tentang kisah Yitro (mertua Musa)
yang bertemu dengan Musa dan akhirnya dari hasil pertemuan itu menjadi jalan
dimana cikal bakal pertama kalinya kelompok kecil itu muncul dalam dalam Perjanjian
Lama dan nantinya juga akan muncul kembali kata kelompok kecil tersebut dalam
Perjanjian Baru (yang sudah ikut CGT 1 materi 2 pasti sudah tahu cerita ini)
Tapi yang saya mau sharingkan adalah
dari sudut pandang yang lain. Masih tentang kelompok kecil, tapi lebih kepada
berhubungan dengan apa yang dinamakan dengan “STATUS”
Ketika saya sampai di rumah setelah selesai
fellowship dengan teman-teman kepenilikan di rumah Meyne (my coach), tiba-tiba
keinginan untuk membaca muncul lagi, ya semacam salah satu rutinitas sebelum tidur.
Entah kenapa tiba-tiba saya ingin membuka lagi koleksi buku-buku yang belum
pernah saya baca, dan malah bahkan ada yang sebenarnya sudah lama dibeli tapi
belum pernah dibaca, hahaha…..
Sambal memikirkan bahan untuk saling
membangun di CG nanti, yang saya konsepkan semua bahannya mengarah ke hati seorang
murid. Sampailah saya di buku ini yang setelah saya baca di bagian tengahnya,
berbicara soal ayat yang saya dapat di I Love My Bible tadi pagi, yaitu di
Keluaran 18.
Jujur tadi pagi memang pas membaca
hal ini, saya cuman dapat di hal kelompok kecil itu sangat penting, dan jangan
menjadi superman dalam suatu team. Tapi jadilah superteam. Namun saat sebelum
saya tidur, ternyata Tuhan mau berbicara lebih lagi. Tidak kebetulan kalau
malam ini saya dapat di bagian yang lain lewat buku ini tentang pasal tersebut.
Dalam buku In Pursuit of Purpose
yang ditulis oleh Dr. Myles Munroe (which is he is one of my favorite author,
haha) di halaman 98 dituliskan dengan sangat jelas dan simplenya tentang rhema
yang baru tentang Keluaran 18 yang saya baca tadi pagi.
Dalam buku itu menjelaskan tentang “Status”
dimana dikatakan bahwa “Status tanpa maksud adalah kedudukan tanpa otoritas”. Status
secara harafiah berarti state of us (“keadaan kita”). Webster mendefinisikannya
sebagai “kondisi dan posisi terhadap hukum”. Jadi status itu adalah posisi. Webster
juga menggambarkan status sebagai “posisi seseorang dalam hubungan dengan orang
lain” yang memperlihatkan bahwa status berhubungan dengan pangkat dan “keadaan
atau kondisi dari peristiwa-peristiwa”. Status bukan hanya pengaturan segala
sesuatu secara acak, melainkan juga penempatan posisi secara cermat yang menyatakan
hubungan antara manusia atau bagian-bagian dari suatu keseluruhan.
Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan
menganggap sangat serius masalah posisi ini saat penciptaan. Ia mengatur supaya
segala sesuatu mempunyai maksud dan berhubungan dengan yang lainnya dalam alam
semesta. Dengan kata lain, prinsip status menyatakan bahwa segala sesuatu mempunyai
maksud yang menentukan statusnya dalam hubungan dengan semua yang lainnya. Dengan
konsisten Tuhan juga menunjukkan dalam firman-Nya bahwa posisi itu diberikan,
bukan untuk keuntungan pribadi, melainkan untuk kebaikan semua.
Dalam bagian berikutnya yang sangat menarik yang menjadi inti dari bab ini juga yang sangat sama seperti apa yang saya baca tadi pagi adalah ada tulisan yang berkata "Hanya karena Sesuatu Baik Tidak Berarti itu Benar"
Ternyata disitu diuraikan bahwa
Kunci pada kepatuhan adalah memahami status. Banyak
orang tidak patuh tanpa sadar. Mereka sedang melakukan pekerjaan yang baik,
yang bukan pekerjaan yang benar karena mereka berada di posisi yang salah. Bagi
Tuhan, hampir patuh, terlalu cepat patuh, terlalu terlambat patuh, tempat yang
salah, kepatuhan kepada orang yang salah adalah ketidakpatuhan. Nabi Samuel
menyatakan kebenaran ini setelah Tuhan mencabut pengurapan-Nya atas Raja Saul,
yang ingin menyembah Tuhan melalui persembahan yang diperoleh melalui
ketidakpatuhan. Saul ingin melakukan sesuatu yang baik tetapi tidak benar.
Tuhan juga berbicara kepada Musa karena sedang
berusaha berbuat lebih dari tugas yang Tuhan berikan. Tuhan melakukannya
melalui Yitro, ayah mertuanya.
'Ketika mertua Musa melihat segala
yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: “Apakah ini yang kaulakukan
kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang
seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"
Keluaran 18:14
'Tetapi mertua Musa menjawabnya:
“Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik
engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat
bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja. '
Keluaran 18:17-18
'Jadi sekarang dengarkanlah
perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau.
Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah
perkara-perkara mereka kepada Allah. '
Keluaran 18:19
'Di samping itu kaucarilah dari
seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang
yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah
mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus
orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. '
Keluaran 18:21
'Dan sewaktu-waktu mereka harus
mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan
mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri;
dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan
engkau turut menanggungnya. '
Keluaran 18:22
Jadi intinya adalah,
Di dalam dunia akan selalu ada
kebutuhan. Jika kita sibuk memenuhi kebutuhan semua orang, kita tidak akan
memenuhi bahkan kebutuhan yang Tuhan ingin kita penuhi. Melakukan hal yang
benar, bukan saja yang baik, menuntut kita untuk menemukan maksud hidup dan
posisi yang Tuhan berikan dan tetap berada di sana. Kepatuhan tidak terdiri
dari menuruti daftar yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Kepatuhan mencakup
melakukan hal yang benar di tempat yang benar pada waktu yang tepat. Jika kita
tersesat dari tempat itu, kita merugikan diri kita sendiri dan orang lain,
karena pelanggaran status selalu mengakibatkan kekacauan dan kehancuran.
So...lewat pasal ini, mari kita belajar sama-sama bahwa Kepatuhan adalah melakukan hal yang benar di tempat yang benar pada waktu yang tepat.
Thank you Jesus... You are so awesome...